Sunday, 30 October 2016

PENGARUH KOORDINASI OLEH PIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BANK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Perbankan berkembang dengan pesat dan memegang peranan penting dalam tata perekonomian, terutama yang menyangkut penarikan dana dari masyarakat dan penyaluran dana kepada masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang memanfaatkan jasa perbankan seperti menyimpan uang di bank, meminjam uang di bank untuk keperluan usaha, dan melakukan pengiriman uang/transfer.
Kegiatan atau pekerjaan baru efektif jika pekerjaan tersebut dilakukan dengan benar-benar sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Menyatakan keefektifan dapat dengan menspesifikasi sasaran untuk seluruh organisasi dan individu-individu serta kelompok pada organisasi diperlukannya koordinasi. Sesuai dengan prinsip koordinasi yaitu dengan jalan membagi-bagi pekerjaan atas bagian-bagian. Menangani bagian-bagian pekerjaan diperlukan keahlian (skill) pada masing-masing bagian sehinggaberoperasi secara efektif. Dengan adanya koordinasi diharapkan akan tercipta kesatuan langkah, kesatuan tindakan, dan kesatuan sikap sesama pegawai.
Demikian pula halnya didunia perbankan, bahwa koordinasi yang efektif akan memberikan kontribusi besar kepada kinerja pegawai, sebaliknya koordinasi yang tidak efektif dapat menghambat peningkatan kemauan dan kinerja pegawai. Kinerja yang baik dari pegawai yang bekerja sama merupakan sesuatu hal yang sangat penting bahkan dapat dikatakan sangat dominan, sehingga apapun pekerjaan yang dilakukan dengan baik dan penuh dengan kesadaran yang tinggi serta sikap yang positif terhadap pekerjaannya pada akhirnya segala tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai sebagaimana mestinya..
Pada dasarnya kinerja dapat dipandang dari dua segi, yaitu kinerja Organisasi dan kinerja pegawai atau individu. Kinerja pegawai adalah hasil kerja individu (perseorangan) dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya sangat berkaitan erat dan memberi pengaruh besar terhadap kualitas organisasi. Tercapainya tujuan organisasi berkaitan erat dengan sumber daya yang bekerja untuk organisasi tersebut. Jika kinerja sumber daya organisasi atau pegawai dalam organisasi itu baik, maka kinerja organisasi akan memiliki nilai yang sama dengan kinerja individu. Begitu pula sebaliknya, jika kinerja organisasi dinilai buruk maka yang menjadi penyebab terbesar adalah kinerja pegawai yang ada dalam organisasi tersebut. Adapun tugas pokok bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta memberi layanan jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Seorang pemimpin suatu bank berkedudukan sebagai koordinator penyelenggaraan kegiataan perbankan, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi. Pimpinan diangkat oleh ketua direksi kantor pusat atas usul para pemegang saham.
Maka dari itu penulis tertarik untuk menulis makalah ini dengan mengangkat judul “PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN”. Semoga makalah ini nantinya dapat bermanfaat.

1.2.            RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian-uraian pada latar belakang masalah sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dalam makalah ini menerapkan perumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana Koordinasi yang dilakukan Pimpinan terhadap karyawannya?
2.      Bagaimana kinerja pegawai di kantor (bank)  ?
3.      Bagaimana pengaruh koordinasi pimpinan terhadap kinerja pegawai?

BAB II
1.1              LANDASAN TEORI

Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan kegiatan kepada anggota organisasi yang diberikan dalam menyelesaikan tugas. Dengan adanya penyampaian informasi yang jelas, pengkomunikasian yang tepat, dan pembagian pekerjaan kepada para bawahan oleh pimpinan maka setiap individu bawahan akan mengerjakannya sesuai dengan wewenang yang diterima. Tanpa adanya koordinasi setiap pekerjaan dari indivudu karyawan maka tujuan organisasi tidak akan tercapai. Karateristik pertama dari organisasi adalah adanya koordinasi  upaya dari sumber daya manusia yang terlibat dalam organisasi. Penggabungan yang terkoordinasi dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik dibandingkan upaya perseorangan.
Menurut George R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
Menurut James A.F stoner dan Charles wankel dalam buku management,edisi ketiga,1986“Coordination is the process of integrating the objectives and activites of the separate units ( department or functional areas ) of an organization in order to achieve organizational goals efficiently”:“koordinasi adalah proses menyatupadukan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit ( bagian-bagian atau bidang-bidang fungsional ) suatu organisasi yang terpisah untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi secara efisien”.
Menurut Ricky W. Griffin “coordination is the process of linking the activities of the farious department of the organization” : “koordinasi adalah suatu proses menghubungkan kegiatan-kegiatan dari bermacam-macam bagian organisasi”
Menurut David R. Hampton “For successful performance, organizations require an integration of the contribution of special units. For our purposes, this is what coordination means” : “Agar pelaksanaan pekerjaan menjadi sukses maka organisasi memerlukan penyatupaduan sumbangan dari unit-unit khusus. Untuk tujuan kita, ini yang di maksud koordinasi.”
Menurut Sondang P. Siagian,M.P.A, Ph.D dalam bukunya peranan staf dalam managemen. 1978. “Koordinasi adalah pengaturan tata hubungan dari usaha bersama untuk memperoleh kesatuan tindakan dalam usaha pencapaian tujuan bersama pula. Koordinasi adalah suatu proses yang mengatur agar pembagian kerja dari berbagai orang atau kelompok dapat tersusun menjadi suatu kebutuhan yang terintegrasi dengan cara seefesien mungkin”
Menurut Dr. Ateng Syafrudin, S.H,dalam bukunya pengaturan koordinasi pemerintah di daerah,1976. “Koordinasi disini adalah suatu proses rangkaian kegiatan menghubungi, bertujuan meng-serasikan tiap langkah dan kegiatan dalam organisasi agar tercapai gerak yang cepat untuk mencapai sasaran dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan”.
Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.
Ada pendapat tentang kinerja, seperti dikemukakan oleh Handoko dalam buku Manajemen Personalia dan Sumber Daya bahwa kinerja adalah proses dimana organisasi mengevaluasi (to evaluate) atau menilai (to value) prestasi kerja pegawai atau karyawan.



BAB III
1.1  PEMBAHASAN

1.      Koordinasi yang dilakukan pimpinan
Dari uraian pada latar belakang dan penelitian, di dapat bahwa pengaruh koordinasi dari seorang pimpinan sangat menentukan kinerja setiap kepala bidang (kasie) dan para karyawan dan staff lainnya.
Semua yang dilakukannya harus bisa menjadi contoh bawahannya di kantor cabang tersebut dan di dalam perusahaan. Bank tidak hanya menunjuk seorang pemimpin cabang sembarangan, ada banyak kriteria yang harus dipenuhi jika ingin menjadi pemimpin cabang perusahaan perbankan.
Koordinasi merupakan salah satu wewenang atau tugas seorang pemimpin perusahaan perbankan dari sekian banyak wewenang atau tugas seorang pemimpin. Pemimpin bank harus melakukan koordinasi untuk pengawasan semua aktivitas yang dilakukan oleh staff perbankan di kantor cabang. Koordinasi tersebut dilakukan agar kegiatan operasional perbankan bisa berjalan dengan maksimal dan tidak ada kegiatan operasional yang sia-sia.

2.      Kinerja pegawai (bank)
Secara umum di bank ada banyak posisi / jabatan yang ditawarkan. Namun sebenarnya dari banyak posisi tersebut ada dua segmen yaitu segmen bisnis dan segmen operasional. Masing-masing segmen inilah yang nanti berisi posisi-posisi atau jabatan tertentu.
1.      Segmen Bisnis
Segmen bisnis intinya adalah bagaimana sisi bisnis perusahaan jalan terus, baik berupa layanan kredit maupun tabungannya.
Jabatan-jabatan di segmen bisnis :
Ø  Marketing : secara umum tugasnya adalah mencari nasabah.
Ø  Analis Kredit : tugasnya menganalisis penerima pinjaman, apakah bankable atau tidak.
Ø  Account Officer : Di beberapa bank ada yang sama dengan marketing tapi di beberapa bank fungsi marketing & analis digabung
Ø  Sales officer / ….Executive = Marketing
Ø  Customer Service : tugasnya memberikan sosialisasi bagi nasabah / calon nasabah. Kadang ada customer service yang di target per bulan seperti sales.
Ø  Collector : tugasnya menagih pinjaman / kredit di para nasabah.

2.      Segmen Operational
Di segmen operational tempatnya orang-orang yang mendukung sisi bisnis bank. Menjalankan proses transaksi nasabah berjalan lancar dan sesuai aturan/sistem.

Jabatan-jabatan di segmen operational
Ø  Teller : melayani nasabah saat di bank.
Ø  Back Office : tugasnya melakukan pengecekan dan memastikan transaksi teller sudah benar dan sesuai, membuat pembukuan perusahaan dari harian sampai tahunan.
Ø  General Affair : Di beberapa bank ada yang dirangkap sama OB, tugasnya nya mengurus bangunan,satpam,Cleaning Service, kartu nama dan ada juga yang mengurus absensi karyawan cabang.
Ø  Admin kredit : Tugasnya membuat surat sampai merapikan data jaminan nasabah.
Ø  Cleaning Service : tugasnya seperti cleaning service pada umumnya.
Ø  Security : petugas keamanan bank
Ø  Driver : sopir
Ø  Ekspedisi / Messenger : bagian ini seperti kurir, pesuruh.

3.       Pengaruh koordinasi seorang pemimpin terhadap kinerja pegawai.

Koordinasi seorang pemimpin berpengaruh terhadap kinerja pegawainya. Karena dengan jalan membagi-bagi pekerjaan atas bagian-bagian kepada pegawainya, pembagian pekerjaan kepada pegawainya harus melihat skill dan keahlian yang dimiliki setiap pegawainya. Sehingga setiap pegawai dapat menguasai dan beroperasi pada bidang masing-masing secara efektif. Dengan adanya koordinasi diharapkan akan tercipta kesatuan langkah, kesatuan tindakan, dan kesatuan sikap sesama pegawai pada bank tersebut.

Friday, 28 October 2016

Makalah Peramalan (Forecasting) Permintaan akan Produk dan Jasa

”MANAJEMEN KEUANGAN dan PERBANKAN”
PERAMALAN (FORECASTING) PERMINTAAN
AKAN
PRODUK DAN JASA
D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

Nama                      : Herlina Mika
Nim                         : 1400004
Mata Kuliah          : Manajemen Operasional


SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA
STIMI MEULABOH
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang mana telah senantiasa memberikan kita kehidupan, jasmani dan rohani yang sehat sehingga kami dapat membuat makalah ini dan tak lupa pula kita junjung nabi besara Muhammad S.A.W yang mana telah membawa kita dari alam KEBODOHAN ke alam yang penuh dengan ilmu PENGETAHUAN, Penulis tahu bahwasan nya makalah ini belum dapat di katakana dan di kategorikan sempurna, seperti yang kita ketahui tidak ada yang sempurna di dunia ini ke sempurnaan hanya milik Allah Swt, Oleh karena itu kami memohon kritik dan saran dari seluruh pembaca agar makalah ini bisa menjadi lebih baik dan berguna untuk semua orang terima kasih

Wasalam
Hormat kami

Herlina Mika

















DAFTAR ISI













 “Forecasting is the art and science of predicting the events of the future. Forecasting require historical data retrieval and project into the future with some form of mathematical models.” “(menurut Rudy Aryanto, tahun 2009). Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan tejadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan kesenjagan waktu (Timelag) antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang maka peran peramalan begitu penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan kapan terjadinya suatu sehingga dapat dipersiapkan tindakan yang perlu dilakukan.
Menurut Arman Hakim Nasution (2006), Peramalan adalah proses untuk memperkiraan beberapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang dan jasa.
Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan permintaan relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak bersifat kompleks, dan dinamis karena permintaan tersebut akan tergantung dari keadaan sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing dan produk substitusi. Oleh karena itu  peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.[1]

1.      Metoda-Metode Apa saja yang dapat digunakan dalam Peramalan (Forecasting) ?
2.      Bagaimana Proses dalam Forecasting ?
Pada pembahasan makalah kali ini, penulis akan membatasi pembahasan yang akan dibahas. Kita hanya akan membahas tentang Forecasting, tentang Metoda-metoda yang digunakan dalam Forecasting, dan tentang Proses Forecasting.
1.      Untuk mengetahui metoda yang dapat digunakan dalam Forecasting.
2.      Untuk mengetahui Proses Forecasting.

Hasil dari pembahasan materi ini, di harapkan dapat memberi manfaat dan pengetahuan tentang metoda-metoda dalam Forecasting dan Proses Forecasting yang mungkin akan berguna dimasa yang akan datang.


Meramalkan permintaan dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu pekerjaan yang perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan dalam rangka memprediksi berapa besar peluang pasar yang tersedia di masa depan. Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa aktivitas peramalan permintaan tidaklah dapat diartikan sebagai aktivitas yang bertujuan untuk mengukur permintaan di masa yang akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi di kemudian hari dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari aktivitas peramalan adalah melakukan minimisasi ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Untuk melakukan forecasting atau peramalan terhadap permintaan pasar, disini akan diuraikan berbagai metode model peramalan terhadap permintaan pasar dari barang atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan. Secara garis besar terdapat dua macam metode peramalan permintaan yang biasa dilakukan, yaitu metode kualitatif yang terdiri atas teknik survey dan teknik pengumpulan opini. Sedangkan metode berikutnya adalah metode kuantitatif, yang terdiri atas Metode Time Series, Metode Tren Linear, Metode Kuadratik, Analisis Musiman dan Model Ekonometri.

Pembahasan lebih lanjut tentang metode-metode peramalan permintaan adalah sebagai berikut:

Metode peramalan permintaan secara kualitatif berhubungan dengan data-data kualitatif, misalnya tentang selera konsumen terhadap suatu produk, atau survey tentang loyalitas konsumen, dan lain-lain. Forecasting kualitatif ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa metode teknik seperti akan dijelaskan berikut ini.
1.      Teknik Survey
Teknik survey ini merupakan suatu alat meramalkan yang cukup penting khususnya untuk memprediksi kejadian-kejadian atau kecenderungan-kecenderungan dalam jangka pendek mendatang ini. Survey biasanya menggunakan alat interview atau daftar pertanyaan yang akan ditujukan para responden yang terpilih dan yang dituju. Sesuai kelompok yang memang diperkirakan akan menjadi sasaran pasar yang dituju oleh perusahaan.
Survey ini dilakukan untuk meramalkan variabel ekonomi yang memang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan permintaan konsumen atau pasar yang dituju. Variabel-variabel ekonomi yang disurvey ini misalnya variabel yang berhubungan dengan budget rumah tangga yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Sasaran dan klasifikasi sasaran dan jenis kebutuhan dan keperluan dari kelompok responden ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.       Survey tentang budget keperluan rumah tangga masyarakat eksekutif bisnis dan pemerintahan yang sekiranya berkait dengan rencana perusahaan. Survey ini diharapkan dapat merekam keseluruhan anggaran setiap rumah tangga yang disurvey.
b.      Survey mengenai barang atau jasa yang diperlukan bagi para pelaku bisnis yang akan memperdagangkan barang atau jasanya. Mereka ini mungkin pelaku bisnis yang bergerak pada bisnis distributor, pengecer atau pedagang besar.
c.       Survey ini dilakukan bagi para rumah tangga umum mengenai keperluan rumah tangga, produk atau barang apa secara periodic diperlukan dan frekuensi pemenuhan yang dilakukan untuk masa-masa yang akan datang, dan lain-lain.
Dari metode survey berdasar kelompok sasaran ini sebenarnya terkandung maksud dari surveyor bahwa barang dan jasa apa saja yang dibutuhkan, berapa frekuensi pemenuhan kebutuhan dan faktor-faktor apa saja yang pada umumnya yang mempengaruhi perilaku beli mereka ini. Sehingga secara tidak langsung perusahaan melihat peluang dan apa saja yang bisa ditarik sebagai kepentingan bagi perusahaan atas hasil-hasil survey ini untuk memprediksi dan memperkirakan perilaku pasar atau konsumen perusahaan.
Bila diklasifikasikan bahwa hasil survey ini merupakan bagian dari kegiatan riset pasar yang dilakukan oleh perusahaan. Dari sini berbagai kemungkinan yang diperoleh adalah munculnya variabel ikutan yang dapat diprediksi Apa yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yang hendak atau sudah diproduksi dan dijual kepada pasar yang dituju yang telah disurvey  ini. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil survey ini sebagian atau seluruhnya dapat dipergunakan untuk memprediksi permintaan konsumennya dari produk yang dibuat dan jual oleh perusahaan.

2.      Teknik Jajak Pendapat (Opinion Pools)
Teknik jajak pendapat sering dilakukan untuk melengkapi data dari survey. Jajak pendapat dari para pakar, para eksekutif, dari masyarakat umum, atau dari konsumen. Jajak pendapat ini lebih bersifat pandangan atau pendapat pribadi (subjektif) dari respondennya, sebaliknya teknik survey lebih bersifat objektif.
Sebelum peluncuran produk baru, biasanya diadakan pre test dan jajak pendapat terhadap responden yang menjadi sampel. Teknik pooling ini melibatkan berbagai media seperti media TV, telepon, koran, surat, SMS, email, atau internet untuk menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan tentang berbagai informasi yang dibutuhkan perusahaan
.
Laporan atau pernyataan resmi dari suatu perusahaan atau pemerintah suatu negara dapat digunakan sebagai sumber data guna meramalkan kondisi ekonomi di masa yang akan datang, sekaligus dapat digunakan untuk membuat strategi bersaing dalam pasar bebas.

1.      Metode Time Series
Metode Time Series berhubungan dengan nilai-nilai suatu variabel yang diatur secara periodesasi sepanjang periode waktu dimana prakiraan permintaan diproyeksikan. Misalnya mingguan, bulanan, kwartalan, dan tahunan, tergantung keinginan dari pihak-pihak yang melakukan prakiraan permintaan ini. Metode ini semata-mata mendasarkan diri pada data dan keadaan masa lampau. Jika keadaan di masa yang akan datang cukup stabil dalam arti tidak banyak perubahan yang berarti dengan keadaan masa lampau, metode ini dapat memberikan hasil peramalan yang cukup akurat.



2.      Metode Tren Linear
Khusus metode ini digunakan jika scatter diagram berbentuk garis lurus dengan persamaan umum adalah:
Y = a + bX
Untuk metode tren linear ini banyak jenisnya, antara lain:
a.      Metode Least Square
Metode ini sering digunakan oleh perusahaan karena dianggap paling mudah untuk dipraktekkan. Metode ini digunakan pada waktu data yang tersedia adalah mempunyai kecenderungan berbentuk garis lurus. Maka persamaannya adalah:                  
                                             
Y = a + bX
Dimana:
Y       =   variabel yang akan diramalan, dalam hal ini adalah ramalan penjualan produk perusahaan
a.       =   konstanta, yang akan menunjukkan besarnya harga
b       =   variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit X
X       =   unit waktu/ periode

Untuk mencari besarnya nilai a, dan b tersebut akan dapat dilakukan dengan mempergunakan rumus-rumus sebagai berikut:
 
Dengan syarat bahwa å X = 0
Dimana n adalah sama dengan jumlah data

b.      Metode Product Moment
Metode ini lazim dinamakan metode momen saja. Metode ini digunakan oleh perusahaan karena dianggap mudah di samping metode least square, karena perlakuan angka X (prediksi) untuk data ganjil maupun genap tidak ada perlakuan khusus seperti halnya pada metode least square. Tentunya metode ini digunakan dalam ramalan penjualan untuk data yang tersedia adalah mempunyai kecenderungan berbentuk garis lurus terutama nilai ramalannya, sedangkan persamaannya adalah:

Y=a + bX
Dimana:
Y       =   variabel yang akan diramalkan, dalam hal ini adalah ramalan      penjualan produk perusahaan
a        =   konstanta, yang akan menunjukkan besarnya harga Y (ramalan) apabila X sama dengan 0 (nol)
b       =   variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit X
X       =   unit waktu/ periode, yang dapat dinyatakan dalam minggu, bulan, semester, tahun dan lain sebagainya

Untuk mencari besarnya nilai a, dan b tersebut akan dapat dilakukan dengan mempergunakan rumus-rumus sebagai berikut:

Persamaan I
Y = n.a + bx


Persamaan II
∑XY = a ∑x + b ∑x2
 









Dengan syarat  ∑x  ≠ 0

c.       Metode Setengah Rata-Rata (Semi Evarage Method)
Metode setengah rata-rata ini masih tergolong metode tren linier dimana data yang tersedia tetap berbentuk linier jika digambar dalam bentuk grafik. Metode  tren setengah rata-rata menentukan bahwa untuk mengetahui fungsi Y’ = a + bX tersebut, semua data historis dikelompokkan menjadi dua kelompok (himpunan) dengan jumlah anggota masing-masing yang sama. Berdasarkan perhitungan rata-rata dari anggota masing-masing kelompok itulah akan diperoleh fungsi garis lurus yang bersangkutan.

3.      Metode Kuadratik
Metode kuadratik adalah merupakan tren non linier, dan jika digambar berbentuk garis lengkung. Metode ini biasanya digunakan atau diterapkan untuk data historis dimana jika digambar akan membentuk garis tidak lurus atau berbentuk parabola.
Sedangkan persamaan dari metode kuadratik adalah:
Y’ = A + BX + C
Dimana:
Y’          =   variabel yang akan diramalkan, dalam hal ini adalah ramalan      penjualan produk perusahaan
a            =   konstanta, yang akan menunjukkan besarnya harga Y (ramalan) apabila X sama dengan 0 (nol)
b            =   variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit X
X           =   unit waktu/ periode, yang dapat dinyatakan dalam minggu, bulan, semester, tahun dan lain sebagainya

Sedangkan koefisiennya adalah:
A = (∑Y - c∑ ) / n
B = (∑XY / ∑ )
C = (n ∑ Y) – ((∑ ) – (∑Y))
           (n ∑ ) – ((∑Z )
Dengan syarat ∑  = 0 (nol)

4.      Metode Variasi Musim

Melakukan prakiraan volume permintaan konsumen di waktu-waktu yang akan datang dapat didasarkan pada gelombang musiman yang melekat pada kultur budaya atau kebiasaan dari masyarakat. Tetapi dapat juga karena faktor sifat dan keadaan alam yang melekat pada iklim atau cuaca. Misalnya produksi musim semi, gugur dan musim penghujan dan bahkan musim kemarau, produk apa yang sedang atau akan datang musimnya.
Sifat masyarakat yang menimbulkan musiman ini oleh karena faktor budaya dan kebiasaan misalnya karena musim hari raya keagamaan. Pada saat-saat itu biasanya masyarakat akan memiliki hajat yang cukup besar dalam melakukan pemenuhan konsumsi barang keperluan pesta dan sehari-hari. Maka dapat dipastikan pada periode ini permintaan akan kebutuhan dan keperluan konsumsi akan meningkat dalam jumlah yang cukup berarti. Demikian juga ketika datang musim bulan-bulan baik maka banyak masyarakat menggunakan bulan tersebut melaksanakan hajat perkawinan, pesta perkawinan, dan hajat-hajat yang lain yang memerlukan pesta dan upacara-upacara sacral yang memerlukan konsumsi dan persediaan barang kebutuhan untuk keperluan tersebut.

5.      Metode Ekonometri

Metode ekonometri merupakan metode prediksi volume atau nilai dependen variabel dengan melibatkan berbagai faktor atau variabel independent yang relevan dan cukup signifikan mempengaruhi dependen variabel tersebut. Secara ekonomi dari model ekonometri ingin dilihat relevansinya pengaruh independent variabel terhadap dependen variabel. Bahkan juga ingin dilihat apakah antar variabel independent itu saling mempengaruhi dan berapa besar pengaruh mempengaruhi antar variabel independent ini atas besarnya pengaruh terhadap dependen variabel. Juga ingin dilihat berapa tepat antara kebenaran statistik dikoreksi dengan kebenaran secara ekonomi.
Jadi secara literatur ekonometrik merupakan suatu pengukuran secara ekonomi baik secara statistik, matematik maupun secara ekonomi teori sekaligus dalam konteks hubungan antara variabel-variabel ekonomi. Memang metode ekonometrik sering lebih kompleks dibanding dengan metode proyeksi trend. Namun ekonometrik setidaknya memiliki dua keunggulan sebagai alat prakiraan. Pertama adalah keunggulan dalam memperoleh prediksi nilai variabel yang penting. Ini akan sangat berguna bagi manajer untuk mengevaluasi kemungkinan pengaruh alternatif keputusan yang diambil. Kedua adalah metode ekonometrika mengestimasi perilaku hubungan antara variabel-variabel. Secara mencolok meramalkan dengan dasar metode lain seperti misalnya survey data hanya memperoleh sesuatu yang lebih kecil dari penyebab yang hakiki pada hubungan antar variabel-variabel ini secara umum.
Terdapat empat tahapan yang termasuk di dalam memformulasi forecast model ekonometrika ini.
1)      Membangun suatu model teori
2)      Mengumpulkan data
3)      Memilih bentuk persamaan fungsi yang diestimasi
4)      Mengestimasi dan menginterpretasi hasil[2]



Proses peramalan (forecasting) biasanya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut. (Handoko, 1984: 260).
Analis mengatakan dengan para pembuat keputusan dalam perguruan tinggi untuk mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan mereka, dan menentukan:
1        variabel-variabel yang akan diestimasi.
2        siapa yang akan menggunakan hasil peramalan.
3        untuk tujuan-tujuan apa hasil peramalan akan digunakan.
4        estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan.
5        derajat ketepatan estimasi yang diinginkan.
6        kapan estimasi dibutuhkan.
7        bagian-bagian yang diinnginkan, seperti peramalan untuk kelompok pembeli, kelompok produk atau daerah geografis.
Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengembangkan model, yang merupakan penyajian secara lebih sederhana sistem yang dipelajari. Dalam peramalan, model adalah suatu kerangka analitik yang apabila dimasukkan data akan menghasilkan estimasi jumlah calon mahasiswa baru diwaktu mendatang (atau variabel apa saja yang diramal). Analis hendaknya memilih suatu model yang menggambarkan secara realitis perilaku variabel-variabel yang dipertimbangkan.
Sebagai contoh, bila suatu perguruan tinggi ingin meramalkan jumlah calon mahasiswa baru yang polanya berbentuk linier, model yang dipilih mungkin Y = a + bX, dimana menunjukkan besarnya jumlah calon mahasiswa baru, X menunjukkan unit waktu, serta a dan b adalah parameter-parameter yang menggambarkan posisi dan dan kemiringan garis pada grafik. ˆYˆ

Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas, dan reliabilitas yang diharapkan. Ini sering mencakup penerapannya pada data historik, dan penyiapan estimasi untuk tahun-tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan data aktual.

Setelah pengujian, analis menerapkan model dalam tahap ini, data historis dimasukkan dalam model untuk menghasilkan suatu ramalan. Dalam kasus model calon mahasiswa baru, Y= a + bX, analis menerapkan teknik-teknik matematika agar diperoleh a dan b.

Ramalan-ramalan yang telah dibuat harus senantiasa diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu dilakukan karena adanya perubahan-perubahan dalam perguruan tinggi atau lingkungan, seperti tingkat biaya masuk perguruan tinggi, jumlah kelulusan di tingkat SMU, tingakt jumlah perguruan tinggi, jumlah jurusan/program studi baru yang ada di perguruan tinggi, pengeluaran-pengeluaran pengiklanan atau pamflet, kebijakan moneter dan kemajuan teknologi.
Evaluasi, di pihak lain, merupakan perbandingan ramalan-ramalan dengan hasil-hasil nyata untuk menilai ketepatan penggunaan metodelogi atau teknik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk menjaga kualitas estimasi-estimasi diwaktu yang akan datang.[3]
















KESIMPULAN


Peramalan (forecasting) merupakan seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya kemasa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis.
Tujuan peramalan dalam kegiatan produksi adalah untuk meredam ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan yang sebenarnya. Peramalan tidak akan pernah “perfect”, tetapi meskipun demikian hasil peramalan akan memberikan arahan bagi suatu perencanaan.
Terdapat  dua pendekatan umum peramalan, sebagaimana ada dua cara mengatasi semua model keputusan. Yang pertama adalah analisis kuantitatif dan yang kedua adalah analisis kualitatif.
















DAFTAR PUSTAKA









[1] http://library.binus.ac.id/
[2]http://:directory.umm.ac.id/
[3] http://repository.usu.ac.id/